Tampilkan postingan dengan label Taufan S. Chandranegara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Taufan S. Chandranegara. Tampilkan semua postingan

Bunga di Atas Awan-Awan

Minggu, 08 Mei 2011 gusmel riyadh

Bunga di Atas Awan-Awan
Atawa Cinta Dibalut Hitam
Karya Taufan S. Chandranegara

Dramawan : Aktor (Lelaki/Perempuan)



SEBUAH RUANG, JENDELA-JENDELA, SEBUAH MEJA, SEBUAH KURSI, SEBUAH JAMBANGAN BERHIAS BUNGA-BUNGA, HANYA ADA SEKUNTUM BUNGA PLASTIC DI DALAMNYA, SEORANG TOKOH SENDIRI DISITU ENTAH SEJAK KAPAN.

Cinta. Cinta. Cinta. Subjektif. Irasional. Objektif. Rasional. Cinta. Cinta.cinta. kuasa. Naïf. Egomania. Cinta. Cinta. Cinta. Oral. Sacral. Mesum. Pornoaksi. Pornografi. Cinta. Cinta. Cinta. Sepotong zaman yang dipotong seperti roti dibagi-bagi lewat sentra media-multi-promo-aksi. Globalisme. Isu. Cinta. Cinta. Cinta. Naziisme. Fasisme. Feodalisme. Kapitalisme. Anarkisme. Chaos. Cinta. Cinta. Cinta.

Bangsat (monolog)

Sabtu, 05 Juni 2010 gusmel riyadh

Monolog
BANGSAT
Karya Taufan S. Chandranegara


Dramawan : Aktor (Lelaki/Perempuan)
Catatan : Dalam memainkan naskah ini, diperlukan imajinasi tanpa batas, kontektusal dalam term of moralisme.

Jakarta, Maret 2004



SCENE #1
(Seseorang berwajah batu, terkurung dalam image-image)

Bangsat. Bangsat, bangsat, bangsat, bangsat! Bangsat! Bangsat? Bangsat!? Bangsat. Bang! Bang! Bang! Bangsat! Sat! sat! sat! sate! Bangsat! Bangsat! Sate! Bangsat! Bangsat! Itu! Bangsat! Itu!! Bangsat! Itu. Celaka. Bangsat. Celaka. Bangsat. Celaka. Cela ka ka ka kaki ka ka bangsat. Ku ku ku kunyukku bangsatku, kunyukku bangsatku. O, amboi! Kalau bangsat tak berdaya maka ku maki maki ku maki kaki kaki lalu ku maki lu lu lu. Lumer di makan bangsat yang ada di bawah pantat-pantat feodal dal dal dalih anti rayap yap yap. Merayap dalam ku ke kuas kuas kuasa kuasa kuasa melahap bangsat yang diakronimkan menjadi sejadi-jadinya kumakan bangsat pun karena ku dimakan bangsat feodal.

Kromo Kronik (monolog)

gusmel riyadh

Monolog
KROMO KRONIK
Lakon karya :Taufan S. Chandranegara
Dramawan : Aktor (lelaki/perempuan)

(Dalam memainkan naskah ini, diperlukan imajinasi tanpa batas, kontekstual dalam term of moralism).
*Teks tembang Dandanggula diambil dari PJ. Zoetmulder, 1990, manunggaling kawula gusti: Pantheisme dan Monisme dalam sastra suluk Jawa. Jakarta: Gramedia, hal 172-173



SOSOK MENATAP PADA SANG HYANG TUNGGAL, PADA MAKNA-MAKNA CUACA, BENING RUH NURANI. SANGKALA HATI MEREBAK MEWANGI DALAM ANGAN SORGAWI, DI UFUK-UFUK. DI RUANG-RUANG. DI UJUNG-UJUNG DEDAUNAN, DI PEPOHONAN, DI GRAVITASI CAKRAWALA ALAM RAYA. SOSOK DAN SEBUAH RUANG, AMBEN, LENTERA DI SUDUT BERKERJAPAN MEMBISAKAN LUKA-LUKA SEJARAH MATI.

( SENJA TAMPAKNYA MENGAYUN SORE, SEBERSIT WARNA MERONA MENYERUAK GELAYUT AWAN-AWAN IMAJI, SEBUAH AMBEN DI BAWAH BAYANG-BAYANG, GALAU, KENANGAN, MESKI PEDIH, TERSISA)

Wong kas ingkang sampun amakolih,
kakkul yakin tingale pan nyata, sarta lan sapatemone
pan sampun sirna luluh, tetebenge jagad puniki
kabotan katingalan, ing wardayanipun
anging jatine hyang suksma
datan pegat anjenengaken mangkyeki
kang ketung mung pangeran(*)