Dunia Orang-Orang Mati

Senin, 17 Mei 2010 gusmel riyadh

Naskah Dunia Orang-Orang Mati Karya Saini K.M. adalah salah satu karya besar dari Saini K.M.

Dramatis Personae

  1. DARMA 45 tahun veteran; Ahli keuangan
  2. JUARSA 50 tahun Veteran; Direktur utama sebuah bank
  3. SUPANDI 45 tahun Veteran, Kepala bagian di bank tersebut
  4. RUSLAN 45 tahun Veteran, Kepala bagian di bank tersebut
  5. MAYA 35 / 40 tahun Istri Darma
  6. ENJANG 30 tahun Pelayan
  7. UYUNG 30 tahun Pelayan
  8. SURYANA 50 tahun Direktur utama usaha kontraktor
  9. HARRIS 45 tahun Kepala bagian di perusahaan tersebut
  10. AJO 30 tahun Pelayan
  11. YOPI 30 tahun Wartawan ekonomi & bisnis
  12. MAS PARTO 45 tahun Pekerja di pekuburan Kristen
  13. TAUDIN 45 tahun Sahabat Darma; Veteran
  14. SUWAYA 45 tahun Sahabat Darma; Veteran
  15. VAN REES 55/60 tahun Wakil sebuah perusahaan Multinasional AS
  16. BEBERAPA PEKERJA KUBURAN


Babak I
Ruang Kepala Bagian Analis Kredit pada sebuah bank di suatu kota besar diIndonesia. Ada meja kerja, sebuah kursi bagi kepala bagian dan sebuah atau lebih kursi untuk penghadap. Terdapat juga seperangkat kursi dan meja bagi para tamu. Pot-pot penyegar ruangan dan lemari buku-buku akan menunjang suasana ruangan. Waktu pagi hari. Pertengahan dasawarsa tujuhpuluhan.

Adegan 1
Ketika layar dibuka atau lampu dinyalakan, tampak Enjang sedang membersihkan ruangan dengan seksama dan teliti sekali. Muncul Supandi.

ENJANG : Selamat pagi, Pak.
SUPANDI : Selamat pagi. (MELIRIK KE SEGALA ARAH DAN
MEMPERHATIKAN ENJANG BEKERJA). Bersih! Rapi! Segar!
ENJANG : (SENANG) Asyik! Sedap ya Pak!
SUPANDI : Kamu tidak pernah mengurus ruangan saya sebaik ini, ya?
ENJANG : (SADAR DAN BERFIRASAT BURUK) Siapa bilang, Pak?
SUPANDI : Saya yang bilang.
ENJANG : (MENCOBA MELOLOSKAN DIRI) Kalau begitu, sudahlah pak. Saya mengaku.
SUPANDI : Mengaku apa?
ENJANG : (MENGHINDAR)Ruangan ini bersih dan rapi, Pak.
SUPANDI : (MENDESAK) Ya. Jadi mengapa?
ENJANG : Mengapa apa, Pak?
SUPANDI : Otakmu di mana, Jang?
ENJANG : Otak saya tidak penting, Pak. Yang penting tangan saya selalu di gagang sapu, Pak.
SUPANDI : Kamu mengalihkan persoalan, ya?
ENJANG : Saya tidak mengerti maksud Bapak, Pak.
SUPANDI : (LEBIH MENDESAK) Sudah. Kamu jangan pura-pura. Mengapa kamu pilih-kasih?
ENJANG : Pilih-kasih?
SUPANDI : Mengapa kamu merawat ruangan Pak Darma lebih baik daripada merawat ruangan saya?
ENJANG : Astaga! Apa memang begitu, Pak?
Download Naskah Ini