Bangsat (monolog)

Sabtu, 05 Juni 2010 gusmel riyadh

Monolog
BANGSAT
Karya Taufan S. Chandranegara


Dramawan : Aktor (Lelaki/Perempuan)
Catatan : Dalam memainkan naskah ini, diperlukan imajinasi tanpa batas, kontektusal dalam term of moralisme.

Jakarta, Maret 2004



SCENE #1
(Seseorang berwajah batu, terkurung dalam image-image)

Bangsat. Bangsat, bangsat, bangsat, bangsat! Bangsat! Bangsat? Bangsat!? Bangsat. Bang! Bang! Bang! Bangsat! Sat! sat! sat! sate! Bangsat! Bangsat! Sate! Bangsat! Bangsat! Itu! Bangsat! Itu!! Bangsat! Itu. Celaka. Bangsat. Celaka. Bangsat. Celaka. Cela ka ka ka kaki ka ka bangsat. Ku ku ku kunyukku bangsatku, kunyukku bangsatku. O, amboi! Kalau bangsat tak berdaya maka ku maki maki ku maki kaki kaki lalu ku maki lu lu lu. Lumer di makan bangsat yang ada di bawah pantat-pantat feodal dal dal dalih anti rayap yap yap. Merayap dalam ku ke kuas kuas kuasa kuasa kuasa melahap bangsat yang diakronimkan menjadi sejadi-jadinya kumakan bangsat pun karena ku dimakan bangsat feodal.



Jadi alih-alih kembang melati. Menata diri dengan duri pelindung bangsat. Bangsat, bangsat yang ada dalam akronim-akronim yang dicetak bangsat untuk bangsat. Karena bangsaat bias membeli bangsat untuk dibangsatkan. Oleh karena itu, jika bangsat yang bangsat itu, tampak seperti bangsaat yang ada di bawah guling atau tempat duduk Anda maka itulah bangsat yang selama ini menghisap darah Anda dan saya karena bangsat-bangsat itu sudah demikian sebab kursi Anda atau saya sudah diduduki oleh bangsat yang memang bangsat. Dus, bangsat tak kecuali yang biasa Anda lihat adalah bagian kecil dari para bangsat yang menggerogoti animo suara dalam nurani jika nurani itu masih dimiliki oleh para individu, kalau masih Anda miliki nurani itu. Nah, dus, bangsat tak bernurani seringkali dipilih oleh para bangsat yang menduduki kursi-kursi yang selama ini dibuat oleh Anda dan untuk Anda.

Oleh sebab karena itu. Tanpa kecuali. Para bangsat dapat mengakses saya atau lewat bangsat lain dengan perangkat sistem computer yang mengglobal info ineraktif. Jadi, lho? Bangsat itu ada. Dekat sekali dengan Anda. Lho! Itu!.

Wah! lihatlah. Lihat. Si bangsat yang sejak Anda lahir memang sudah eksis. Bahkan dialah penghisap darah murni dan tak konsekuen, karena memang bangsat. Di kepalanya hanya ada darah darah darah darah darah darah, beringas dan kejam. Darah! Darah! Darah! Tumpahkan darah. Darah. Darah. Darah. Revolusi dan kudeta adalah takdirnya, karena bangsat kan memang suka darah, kan!? Lho? Iya, kan? Lho. Kok pada melongo. Bingung. Saya juga bingung. Kenapa bangsat harus ada, ya sudah demikian. Memang bangsat harus ada dimana pun kapan pun dia si bangsat itu selalu ada.

SCENE #2
(Seorang berwajah Arjuna, terkurung dalam image-image)

Ada. Ada. Yes. Yes! Yes! Yes! Bangsat emmang tetap bangsat. Jadi tak perlu risaukan si bangsat itu. Jika Anda risau dia senang. Senang sekali dia. Tentu saja dia senang. Kenapa? Karena bangsat selalu berbangsat dan selalu menyebarkan hal hal hal hal hal hal, hal, hal kebangsatan. Jadi bangsat alias kepinding, alias si penghisap darah di pantat atau apa pun di mana pun bagian-bagian tubuh Anda bias digigit dan dihisap darahnya oleh bangsat kemudian dia menyebarkan bau badannya yang aduhai, itulah bangsat yang amat bangsat sekali. Bahkan anuku, anu kita, anu siapa saja kalau dia menghendaki akan terus dihisap si bangsat itu. Anda paham yang saya maksud dengan anu, ya anu, anu, a-n-u, paham? Paham? Pahami saja. Bangsat


Download Naskah Ini