Lakon Godlob

Jumat, 26 November 2010 gusmel riyadh

GODLOB
Karya Danarto
Dinaskahkan Uje Lelono

SEBUAH PEMANDANGAN CARUT MARUT DI TENGAH-TENGAH SISA PEPERANGAN, SEORANG LELAKI TUA MENGIBAS-NGIBASKAN BAJUNYA UNTUK MENGUSIR BURUNG-BURUNG GAGAK.

1. LELAKI TUA
(membentak) Bangsat! Sinting! Kau kira, kami ini bangkai, hah?! Pergi!!! (mendekat kepada seseorang yang masih bergerak) Anakku. (memapah ke arah gerobak) Kau lihat… kau lihat, baru sekarang aku takjub atas pemandangan ini.
2. LELAKI MUDA
(mengeliat dan mengaduh karena sakit) Ayah, cukuplah. (merebahkan badan) Bukankah aku kemarin juga seperti mereka, sebelum Ayah mendapatkan diriku?

3. LELAKI TUA
Yah, seperti mereka, sebelum Ayah mendapatkan kau. Berhari-hari tanganmu yang lemah itu menggapai-gapai untuk mengusir burung-burung gagak yang mengerumunimu karena mengira kau sudah jadi bangkai. Hidungmu yang mewarisi hidung ibumu itu sudah kebal untuk bau busuk bangkai kawan-kawanmu atau musuh-musuhmu Dan, udara mengantarkan kuman-kuman untuk mengunyah sedikit demi sedikit luka yang parah itu.
4. LELAKI MUDA
(mengerang) Ayah, cukuplah.
5. LELAKI TUA
(mendekat) Kau masih ingat sajak Sang Politikus?
6. LELAKI MUDA
(tak menjawab)
7. LELAKI TUA
(berdiri dan merentangkan tangannya)
Oh, bunga penyebar bangkai


klik di sini untuk download naskah teater
Download Naskah Ini