Festival Topeng

Minggu, 28 November 2010 gusmel riyadh

FESTIVAL TOPENG
(Juara Harapan I Sayembara menulis Naskah Drama DKJ 2003)
Karya Budi Ros

Dramatic Personae

  1. Mbah Joyo 70 Tahun
  2. Blentung; anak Joyo 35 Tahun
  3. Mitro 35 tahun
  4. Genggong; Ketua Panitia 65 tahun
  5. Laras; Nyonya Genggong 55 Tahun
  6. Jarkoni; Lurah Desa 40 tahun
  7. Sami’un 45 tahun
  8. Kamun 30 tahun
  9. Bawor 30 tahun
  10. Gubil 30 tahun
  11. Tuji 30 tahun
  12. Kirno 40 tahun
  13. Peang 25 tahun
  14. Panjul 25 tahun
  15. Orang ke 1
  16. Orang ke 2
  17. Orang ke 3
  18. Orang ke 4
  19. Orang ke 5; Kakek Bawor 70 tahun
  20. Mijem; istri Kirno 39 tahun
  21. Sukasih; istri Peang 20 tahun
  22. Warti 17 tahun
  23. MC
  24. 3 ksatria utama; peserta Festival Topeng
  25. Parjan; peserta Festival Topeng
  26. Pono; peserta Festival Topeng
  27. Yasmudi
  28. Parmin
  29. Kamto
  30. Wahyu
  31. Panitia yang menggiring arak-arakan
  32. Petugas
  33. Ngaisah; istri Yasmudi

PEMBUKA

Jalanan Desa. Pagi. Iring-iringan peserta festival topeng bergerak menuju tanah lapang, tempat festival tahunan khas desa itu biasa digelar. Meriah betul suasananya. Terdengar bunyi tetabuhan penuh gereget. Di pinggir jalan itu, tampak orang-orang sedang bergerombol menonton dan menambah meriah suasana. Mereka saling berbisik, mengomentari, menyoraki dan mengolok. Juga mengumpat dan memaki. Semua ucapan itu serba spontan dan jujur hingga tak seorang pun sakit hati.
Kasmun, Bawor, Gubil dan Tuji, pemuda desa yang paling vocal sedang mengomentari para calon peserta festival topeng yang menurut mereka “aneh-aneh” dan lucu-lucu.

KASMUN
Wah, ini baru festival. Hebat….hebat. pesertanya banyak betul

BAWOR
Ya. Belum pernah sebanyak ini

TUJI
Kalau tidak percuma dong. Sumbangan kita tahun ini juga paling besar

BAWOR
Betul. Paling besar

KASMUN
Buset!!! Topeng apa itu, Parjan!? Serem amat, kayak memedi sawah

PARJAN
Diam kamu. Tahu apa kamu selain cangkul dan combronya Jamilah? Ini seni, monyong!

Orang-orang tertawa

GUBIL
Apanya yang seni? Berani bertaruh, nggak bakalan menang, Parjan. Jauh…jauh….

PARJAN
Menang kalah urusan belakangan, yang penting partisipasi. Daripada kalian, sawah melulu yang diurusin. Sekali-kali ikut festival dong kayak saya. Ini hiburan sehat, rekreasi sekaligus melestarikan tradisi leluhur

KASMUN
Leluhur siapa? Leluhur kita sudah lama mati, Parjan. Tradisi juga sudah lama sekarat, tinggal nunggu koit. Kalau Sri Lestari masih ada. Di Jakarta dia jadi babu

Orang-orang tertawa

PANITIA
Saudara-saudara, mohon tenang!




klik di sini untuk download naskah teater
 Download Naskah Ini