Dasein Monolog

Kamis, 01 Maret 2012 gusmel riyadh

Naskah Monolog
DASEIN
Karya Bina Margantara
bina_margantara@yahoo.com

LAMPU MERAH MENYOROTI PEMAIN YANG SEDANG DUDUK, DENGAN KAKI DI ATAS MEJA. DIA MENGENAKKAN TOPI , TATAPAN KOSONG KE DEPAN. SESEKALI MENGEPULKAN ASAP ROKOKNYA KE ATAS. SELALU BEGITU HINGGA BEBERAPA MENIT.


LAMPU MERAH MATI.

ADA LAMPU NEON TEPAT DI ATAS KEPALANYA, DAN AKTIVITASNYA SELALU BEGITU.

LAMPU KEMUDIAN MATI, TERDENGAR SUARA RIUH DI LUAR PANGGUNG

ADEGAN I

SUARA DI LUAR
Mengapa kau bertingkah seolah sedang berpikir Mukar?
Masih punya otak toh, masih percaya nurani?
(MEREKA PUN TERTAWA DENGAN NADA YANG SANGAT MENGGIDIK)

MUKAR
(SEOLAH MUKAR  MENGACUHKAN SUARA TADI, DAN DIAM BARANG SEJENAK, KEMUDIAN AKHIRNYA ANGKAT BICARA)
Apa salah, hah?
Inilah cara saya menikam sepi-sepi, merasa merdeka dan tak pernah terkontaminasi oleh doktrin yang sangat menggrogoti akal sehat. Dan juga, cara saya melayani diri sendiri
(MUKAR PUN TERTAWA, SEAKAN TAK ADA BEBAN)
Kalian mesti mencari cara sendiri-sendiri (SAMBIL MENGEJEK)

SUARA DI LUAR
Cara kau bilang?
Dan cara yang kau sebutkan adalah cara yang begitu aneh, lebih tepatnya adalah cara orang-orang pesimis yang kalah bertarung dengan dunia luar. Kau mencoba untuk menghibur diri sendiri dengan kekalahan yang bertubi-tubi yang selalu kau alami.
Kau memandang dirimu lebih besar dari dunia dan orang-orang yang kau temui.

MUKAR
Tapi aku jauh melihat ke dalam dan sangat meresapinya. Dengan begitu, aku lebih tahu bagaimana diriku sebenarnya. Merasakan setiap hangat nafasku, ritme jantungku yang bermain dengan delapan nadanya. Aku begitu menikmati ke mana kehendak kaki melangkah, kalau saja aku bisa dalam satu waktu aku bisa melangkah ke seluruh penjuru mata angin, kenapa tidak?
klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya
  Download Naskah Ini