NASTITI

Selasa, 31 Mei 2011 gusmel riyadh

 Naskah ini adalah kiriman dari Faisal Muhammad Nur Salim


NASTITI
Karya : Faisal Muhammad Nur Salim


Para Pemain:
1. Nastiti (21 tahun)
2. Ibu (48 tahun)
3. Herman (26 tahun)


Panggung adalah bagian dalam rumah yang sederhana. Di ruang itu hanya terdapat beberapa barang. Sebuah meja dan kursi untuk tamu, kursi goyang yang terletak disudut ruangan, sebuah foto lelaki setengah baya yang terpajang di dinding, dan dua kursi kayu yang berhadap-hadapan dengan meja tua terletak di tengahnya. Di atas meja tua itu terdapat papan catur yang telah tertata. Sandiwara ini dibuka dengan adanya Nastiti dan Ibunya. Nastiti duduk di salah satu kursi kayu,mengamati papan catur, sementara ibunya duduk di kursi goyang sambil nembang. Tembang yang dinyanyikan kali ini sama dengan tembang yang dinyanyikan kemarin, yang berarti tembang yang sama juga dengan tembang yang dinyanyikannya kemarinnya lagi,begitu seterusnya.

Ibu : (tak lela-lela ledhung, anakku sing ayu rupane..
Tak gendhong ngangg)
Nastiti : Ibu, apa tidak ada tembang yang lain? setiap hari tembang itu saja yang dinyanyikan.
Ibu : kau sendiri, apa tidak ada pekerjaan lain selain mengamati kayu-kayu itu? kepalaku pusing melihatmu menatapnya seharian.
Nastiti : iya bu sebentar, aku masih ingin berlatih sebentar lagi, agar aku dapat mengalahkan ayah kalau nanti dia pulang.
Ibu : kalau begitu makanlah dulu.
Nastiti : aku baru saja makan bu, Ibu baru saja melihatnya.
Ibu : tidak, kau belum makan sejak tadi siang.
Nastiti : Ibu, baru saja aku ke belakang meletakkan piring. (menatap Ibunya curiga) Ibu, hari ini hari apa?
Ibu : (menjawab malas) Sabtu, 22 April.
Nastiti : tidak bu, hari ini hari Senin, tanggal 14 Juni, apakah Ibu sudah minum obat?
Ibu : setiap hari juga kau bilang seperti itu, dan seharusnya kau yang minum obat. Aku tidak sakit.



klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya
Download Naskah Ini