Bila Mula

Sabtu, 23 Oktober 2010 gusmel riyadh

Lakon
BILA MULA
Karya: JOKO SUCIANTO, SPd.


LAMPU PADAM, REMANG-REMANG. MUSIK, BERNYANYI, MENARI, MERAUNG-RAUNG DI TELINGA YANG TERLUKA. SEIRING TARIAN YANG BERINGSUT. SUNGGUH ADANYA TIDAK MENGADA-ADA. SEPERTI GELAP KE REMANG. SEPERTI REMANG KE TERANG. SEPERTI TERANG KEMBALU REMANG. SEPERTI REMANG KE KEGELAPAN YANG .MUTLAK
TELAK, TERBELALAK. MUNCUL ROMBONGAN ANAK-ANAK YANG BERMAIN-MAIN DENGAN MAINANNYA MASING-MASING BERPUTAR, BERSUARA, BEREBUT, TERTAWA, MENANGIS, DAN MENANGISI SESUATU
LAMPU PADAM

Untuk sejenak kedewasaan kita diuji
Seketika mata daging mengembara tak jauh dari pikiran yang terlalu sering terjejali kebiasa-kebiasaan hari. Ada ruang baru yang lahir dan menjadi naluri batin tak terbaca. Hal ini mungkin terjadi pada siapa saja karena dunia dan aktifitasnya sudah mulai membosankan. Lalu tubuh yang baku menjadi sebuah kemodernan yang melarat karena tubuh itu selalu saja dikosongkan.



Harapan adalah bantal untuk mimpi kita malam ini dan selanjutnya, tanpa adanya landasan-landasan moralis yang kukuh selain keduniawian. Kita sudah terlalu sering menjebak nurani pada suatu yang simbolik yang kolosal dan megah menancap di relung-reling kepenatan masing-masing. (kebodohan yang khas pada manusiaI). Secara lahiriyah fisik adalah tubuh baku yang sudah dilembagakan menurut fungsi masing-masing.

RUDD
Kita tak boleh berhenti. Bergeraklah, karena diam bisa mematikan. Rahasia pertama itu adalah gerak.

RIFF
Alat-alat tidak dapat bekerja sendiri.
Orang harus mengoperasikan dengan keringatnya

MEYY
Kebosanan yang didiamkan sama dengan waktu luang.
Sesuatu yang menipu dan membahayakan

RUDD
Kita tak boleh berhenti bergerak. Kecuali sekedar mengambil bekal dan beristirahat.
Hidup ini akan terus berdenyut dengan atau tanpa kita

RIFF
Para pekerja bukan lagi hamba sahaya
Mereka sekarang penduduk bebas
Bebas menjual dirinya kepada penawar paling tingg


Download Naskah Ini