Arloji

Minggu, 08 Mei 2011 gusmel riyadh

Lakon Remaja
Arloji
Karya P. Hariyanto


PARA PELAKU

  1. Jidul Anak laki-laki berumur 15 tahun
  2. Pak pikun Pembantu rumah tangga berumur sekitar 40 tahun
  3. ibu Nyonya rumah berumur sekitar 42 tahun
  4. Tritis Gadis berusia 18 tahun



KISAH INI TERJADI DI SEBUAH KAMAR DEPAN KELUARGA YANG CUKUP TERPANDANG. TERDAPAT BERBAGAI PERLENGKAPAN YANG LAZIM DI KAMAR TAMU SEMACAM ITU, NAMUN YANG TERPENTING IALAH SEPERANGKAT MEJA DAN KURSI TAMU. PADA KIRA-KIRA PUKUL 09.00 DRAMA INI TERJADI.

DENGAN PENUH KERIANGAN, SI JIDUL MEMBERSIHKAN MEJA DAN KURSI-KURSI. KEPALANYA MELENGGUT-LENGGUT, PANTATNYA BERGIDAL-GIDUL SEIRAMA DENGAN MUSIK DANGDUT YANG TERDENGAR MERIAH. JIDUL TERKEJUT KETIKA MUSIK MENDADAK BERHENTI.


PAK PIKUN (muncul, langsung menuju ke arah Jidul)
Ayo! Mana! Berikan kembali padaku!Ayo! Mana!

JIDUL (ber-ah-uh, sambil memberikan isyarat yang menyatakan ketidakmengertiannya)

PAK PIKUN
Jangan berlagak pilon! Siapa lagi kalau bukan kamu yang mengabilnya? Ayo, Jidul, kamu sembunyikan di mana, heh?

JIDUL (ber-ah-uh, semakin bingung dan takut)

PAK PIKUN
Dasar maling! Belum sampai sebulan di sini kamu sudah kambuh lagi, ya? Dasar nggak tahu diri! Ayo, kembalikan kepadaku! Mana, heh?

JIDUL (meringkuk diam)

PAK PIKUN (semakin keras suaranya)
Jidul! Kamu mau kembalikan apa tidak? Mau insaf apa tidak? Apa mau ku panggilkan orang-orang sekampung untuk mencincangmu, heh? Kamu mau dipukuli seperti dulu lagi? Ayo, mana?

IBU (Muncul tergesa-gesa)
Eh, ada apa Pak Pikun? Ada apa dengan Jidul?

PAK PIKUN
Anak ini memang tidak pantas dikasihani, Bu. Dia mencuri lagi, Bu!

IBU
Mencuri? (tertegun). Kamu mencuri, Jidul?

JIDUL (ber-ah-uh sambil menggoyang-goyangkan kepala dan tangannya)

PAK PIKUN
Mungkir, ya? Padahal jelas, Bu! Tadi saya mandi. Setelah itu, arloji saya tertinggal di kamar mandi. Lalu dia masuk, entah mengapa. Lalu tidak ada lagi arloji saya, Bu.

IBU
O, arloji Pak Pikun hilang, begitu?

PAK PIKUN
Bukan hilang, Bu! Jelas dicurinya! Ayo, ngaku saja! Kamu ngaku saja, Jidul!

JIDUL (ber-ah-uh mencoba menjelaskan ketidaktahuannya)

PAK PIKUN
Masih mungkir? Minta ku pukul?

IBU
sabar, Pak Pikun! Sabar!

PAK PIKUN
Maaf, Bu. Ini biar saya urus sendiri! Kamu baru mau ngaku kalau dipukul, ya? Sini! (Mau memukul si Jidul).

SI JIDUL (Meloncat, lari ke luar dikejar oleh Pak Pikun)




klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya
Download Naskah Ini