Mayat-Mayat Cinta

Rabu, 12 Mei 2010 gusmel riyadh

Naskah Mayat-Mayat Cinta karya dari Agung Wijaya. Agung Wijaya kini bergiat di Kelompok Gamblank Musikal Teater Yogyakarta.

# 0
Mukaddimah
Lagu pembuka (Lagu 1)

# 1
Lampu temaram, diikuti spot besar di tengah panggung.
Tiba-tiba, seorang laki-laki kasar masuk dari sisi panggung sambil mencengkeram rambut & menyeret seorang perempuan cantik. Perempuan itu menangis, memperlihatkan kepedihan hatinya. Ia dihempaskan ke lantai dengan kasar. Musik masih mengalun mengiringi peristiwa ini...

Dursasana : “Menurutlah Drupadi, karena kau sudah milik kami! Kau adalah pelayan kami sekarang. Suamimu Yudhistira telah mempertaruhkan dirimu di arena perjudian ini. Dan ia telah kalah..!”
Drupadi : (Masih terduduk bersimpuh dan tersedu. Suaranya ditekan)
“Bagaimana mungkin Tuan-tuan membiarkan diriku dijadikan taruhan oleh orang yang telah kalah berjudi? Bukankah para penjudi adalah manusia-manusia jahat yang ahli tipu muslihat?!
Suamiku telah menjadi budak karena kalah, dan ia bukan manusia bebas lagi. Karena-nya ia tak berhak lagi mempertaruhkan aku...”
Dursasana : “Sejak semula ia telah rela akan mempertaruhkan semua miliknya. Itu berarti bukan hanya harta benda, tetapi juga dirinya sendiri, saudara-saudaranya, termasuk kau, istrinya...!”
Drupadi : (Menghadap ke arah penonton, seolah ia menatap hadirin arena perjudian itu)
“Tuan-tuan yang terhormat, jika kalian memang mencintai dan meng-hormati kaum ibu yang telah melahirkan dan menyusui kalian, jika penghargaan terhadap istri, saudara perempuan atau putri kalian benar-benar tulus, jika kalian percaya pada Yang Maha Agung dan menjunjung tinggi dharma, jangan biarkan aku dihina seperti ini..! Lakukan sesuatu! Penghinaan ini lebih kejam dari kematian!!”
Dursasana : “Drupadi, tak perlu kiranya kau berucap seperti itu! Tak ada gunanya sudah, karena justru mereka menjunjung tinggi dharma, kehormatan & etika, mereka mengerti bahwa mereka tak punya hak untuk berlaku apapun. Mereka hanya penonton sekarang, bukan penegak kebenaran! Pahamilah, sesungguhnya mereka mulai menikmati suguhan indah ini. Maka jangan kau buat mereka kecewa. Tapi buatlah mereka lebih setia menatapmu, lebih hangat bersama hasratku mempermainkanmu! Lihat, di sana suami-suamimu telah dengan rela menyerahkan dirinya bulat utuh tanpa busana, sebagai bentuk pengakuan kekalahan dan pertaruhan mereka. Mengapa kau tidak berlaku seperti mereka?!”
Drupadi : “Jika Yudhistira dan saudara-saudaranya rela menanggalkan kehormatan mereka, maka itu tidak akan terjadi padaku! Karena kira-nya mereka mengakui bahwa tak ada lagi kehormatan yang lekat pada dirinya. Tapi aku, seorang perempuan suci, istri sah atas nama dharma dari laki-laki yang dipilihkan untukku, perempuan suci yang dari rahimnya juga akan keluar keturunan suci, tak akan kunodai kesucian ini. Tak akan kulepaskan pakaianku, bahkan untuk sehelai benangpun. Karena ini adalah cangkang, perlambang dari kewajiban dijaga, dibela dan dipertahankannya kesucian itu. Inilah yang telah di...
Dursasana : (Memotong kata-kata Drupadi. Marah, ia menghardik perempuan itu...)
“Persetan dengan segala bentuk kesucian dan cangkang itu! Jika kau memang istri yang menjunjung tinggi dharma dan setia pada suami, maka selayaknya kau senasib seperti mereka. Jika kau merasa tidak sanggup menanggalkan sendiri busanamu, biar aku yang melucuti-nya!!”

Dengan beringas dan bernafsu, Dursasana menyentuh tubuh Drupadi dan meraih bajunya. Ia akan mulai melucuti dan menelanjangi perempuan malang itu... Drupadi meronta, berontak, berusaha mempertahan-kan diri. Ia berdiri dan berlari mencari tempat berlindung. Bahkan sampai ke tempat hadirin yang menyaksikan peristiwa ini. Tapi Dursasana tak tinggal diam... Ia makin bernafsu melihat Drupadi ketakutan. Sambil tertawa keras, ia mengejar Drupadi, menyeret dan menghempaskannya lagi ke lantai.

Lagu bernuansa rock muncul menghentak,
Lagu #1
(Saat nestapa) : Saat kenistaan merajalela
Maka entah kemana perginya dharma
Ketika nestapa mulai dibuka
Maka tinggallah dosa menjadi raja

O... inilah awal sejarah
Kala kesucian tak lagi indah
Tapi malah dirajah
Oleh nafsu yang serakah...

*) O... inilah awal sejarah
Karena kesucian telah dijarah
Maka dunia jadi rebah
Dan lelaki akan menyerah...

Lagu masih mengalun, mengiringi Dursasana yang mulai menelanjangi Drupadi. Bagian demi bagian, busana itu tersobek oleh tangan-tangan kasar si lelaki yang angkara. Drupadi meronta, berontak dan ber-lari dengan tubuh yang mulai tersibak. Dursasana meraihnya kembali, menyobek lagi benang-benang cangkang itu...Drupadi meronta, dan tubuhnya terhempas...Sambil menangis, ia luapkan murkanya dengan mengucap sumpah...

Drupadi : “O... penguasa semesta Yang Maha Suci, kepadaMu kuserahkan segala keyakinanku. Atas nama kesucianMu, kumohon Kau dengar ucapan-ku...! Aku bersumpah! Hari ini adalah awal sejarah, kala kesucianku dirampas, maka dunia akan berlumur nista. Nista yang akan menjadi awal celaka, bagi dia & kaum-kaumnya yang melucutiku, yang terus akan dicatat menjadi cerita seisi dunia. Nista yang akan membuat laki-laki, justru tidak akan pernah menemui kembali indahnya kesucian.. Nista yang membuat mereka jadi budak bagi perempuan, atas nama nafsu dan cinta yang sesungguhnya abu-abu!! Nista yang akan mem-bawa mereka pada ujung dunia...!”

untuk mendonwload secara gratis naskah mayat-mayat cinta karya agung wijaya silakan klik link berikut ini.


Download Naskah Ini