Orkes Madun IV atawa Ozone

Selasa, 14 Desember 2010 gusmel riyadh


OZONE
Karya ARIFIN C. NOER


BABAK SATU

Semuanya, segala sesuatunya berwarna hijau. Semuanya, segala sesuatunya diam. Beberapa saat tak ada gerak tak ada suara. Baru kemudian secara lembut, seperti merayap menembus, menyayup musik atau bunyi-bunyian yang fantastis sekali. Suatu jenis music yang berlum pernah ada; bahkan tidak akan pernah ada di bumi. Dan ketika music dan bunyi-bunyian ini melenyap.

Semuanya, segala sesuatunya menjelma warna lain. Dan ketika semuanya, segala sesuatunya kembali berwarna hijau.
Kumpulan Naskah Teater dan Naskah Drama hanya di Bandarnaskah.blogspot.com
BOROK
Sampai di mana kita?

(Waska yang purba itu kelihatan sedang menahan amarah purbanya. Wujudnya sudah seperti Mummi, penuh keriput. Juga Borok dan Ranggon)g

BOROK
Modar! Sampai di mana kita?

(Ranggong sedang kena pesona. Ia berdiri depan jendela pesawat, memandang keluar. Alam semesta, alam raya, begitu rapih kesatuannya)

BOROK
Otakku tidak perbah bisa bekerja. Modar! Sampai di mana kita? Ranggong!

RANGGONG (Mengeja, khidmat)
A….B….C….De….A…B….

BOROK
Tidak ada petunjuk sama sekali. Tidak ada dalam peta . modar! Bahkan kita tidak pernah memimpikannya apalagi memerkirakannya. Tidak dalam astronomi. Tidak dalam mimpi.

RANGGONG
Satu…. Dua…. Tiga…. Satu…. Dua….

(Waska mengejang-ejang dalam menahan amarahnya)

BOROK
Hari apa ini? Jam berapa ini? Modar! Kita tidak lagi punya siang. Kita tidak lagi punya malam. Saya tidak tahan. Lebih baik kita kembali ke bumi. Saya tidak bisa punya kepastian.

Ketika Borok akan memrogram pesawat itu untuk kembali ke bumi, segera Ranggong menghalanginya

RANGGONG
Kita tidak akan pernah kembali. Kita tidak akan pernah menghentikan perjalanan ini

BOROK
Kita istirahat sebentar. Saya tidak tahan. Jumlah pertanyaan tidak akan tertampung oleh otak yang macet ini.

RANGGONG
Borok. Kita tidak akan pernah berpisah, bukan? Kita sudah saling sumpah.



klik di sini untuk download naskah teater
Download Naskah Ini