Manusia BBM (Benar Benar Munafik)

Sabtu, 30 November 2013 Unknown

Naskah ini dapat diunduh dengan mudah di rumah baru kami: DI SINI

Naskah Kiriman dari Teater Tuman Jepara





MANUSIA BBM (benar benar munafik)
Karya:  Hamid Surip (abdul hamid)
Teater TUMAN UNISNU JEPARA


Pemain:
-          Sang penguasa
-          Nelayan
-          Ibu rumah tangga
-          Beberapa orang

Sinopsis…
Cerita ini hanyalah sedikit cuplikan dari sisi kehidupan masyarakat kita yang sangat menyedihkan… dalam cerita ini digambarkan seorang penguasa dengan pakian lengkap dengan jas dan dasi yang mewah. dalam cerita ini  dia(penguasa) pura pura tidak mendengar derita rakyat digambarkan dengan dia memakai had pone besar ditelinganya, dan pura pura tidak melihat penderitaan rakyat, dengan dia memakai kacamata hitam besar. Dan kebetulan saat ini yang terjadi  adalah naiknya harga BBM, maka saya angkatlah peristiwa ini dan pastinya akan memperparah kehidupan rakyat indonsia mayoritas.
Mulai cerita…
Setting : sebuah kursi shofa diantara barang barang rongsokan dan sebuah rumah kumuh dengan atap bolong bolong…
(Lampu tengah panggung menyala pelan-pelan hingga benar-benar terang, Tepat ditengah panggung tampaklah sosok Seorang pria  yang memakai baju dan celana necis serta berjas rapi lengkap dengan sepatu semirnya yang sedang duduk santai dikursi bagus sambil menyedot minuman yang terdapat pada tabung besar yang bertuliskan BBM + KERINGAT RAKYAT. Ekspresi angkuh dan cuaek abis…)
(Setelah itu munculah dari sisi pojok panggung yaitu  segerombol manusia yang penuh lumpur penuh sampah,berlumuran darah  sedangkan leher serta  tanganya terikat dan lengkap dengan rantai di kakinya…)
(Kemudian segerombolan itu berjalan sempoyongan mengelilingi panggung…  dengan suara rintihan kesakitan yang menyelimuti suasana panggung…)  
(Dan unsur  lain yang penting adalah rakyat, dalam cerita ini hanya sebagian pekerjaan yang saya ambil untuk menjadi contoh rakyat yang terkena dampak naik nya BBM, yaitu nelayan dan ibu rumah tangga. Gambaran seorang nelayan dalam naskah ini digambarkan dengan berjalan sambil membongkok perahunya)
    Posisi Nelayan dan ibu rumah tangga berada tepat di sisi samping kanan dan kiri depan panggung…