RAHWANA
Karya: Abdul Mukhid
BABAK SATU
ADEGAN 1
(Kerajaan Alengka waktu senja. Di bagian taman sari. Taman Asyoka yang sudah masyhur namanya. Terlihat para dayang melayani Shinta. Rahwana sedang bercengkerama dengan Sinta. Rahwana tidak digambarkan sebagai tokoh raksasa yang jelek, tapi sebagai seorang yang gagah dan wajah lumayan tampan. Taman sari itu adalah sebuah taman sari yang sangat indah. Tokoh dayang-dayang boleh ada boleh tidak)
RAHWANA: (Kepada dayang-dayang) Kalian boleh pergi.
(Para dayang memberi hormat, lalu pergi. Tinggal Rahwana dan Shinta berdua)
RAHWANA: Kau tahu kenapa aku membawamu kemari?
SHINTA: (Pura-pura tidak tahu) Tidak.
RAHWANA
Label: Abdul Mukhid , Naskah Teater
MEREKA TELAH MEMBAKAR MEUNASAH KITA
MEREKA TELAH MEMBAKAR MEUNASAH KITA
karya: Zakh Syairum Majid
( Seorang perempuan remaja memakai kruk berjalan tertatih-tatih ke tengah panggung. Berhenti Diam. Matanya menerawang jauh ke depan. Kemudian dia duduk di tengah panggung. Menangis terisak )
Aisyah
Emak akan pulang, kan ? Lihat, lihat aku telah menemukan beberapa butir peluru yang membuat Bang Yunus terkapar dan mati ? Peluru yang manghadiahkan kematian bagi Bang Yunus saat ulang tahunnya yang ke-25. Sebelum dia berangkat di pagi itu menuju Jawa, tempat dia menuntut ilmu.
Tapi mereka siapa, Mak ? Meraka siapa, Yah ? Orang –orang yang berbaju doreng itu ? Katanya, mereka datang hendak membebaskan kita dari penderitaan yang berkepanjangan ini ? Orang-orang itu menuduh Bang Yunus sebagai mata-mata, entah mata-mata siapa. Mereka hanya bisa menuduh tanpa alasan yang jelas, atau memang itu sudah tabiat mereka ?
Mengapa kita tak pernah merdeka, Mak ? Tapi, merdeka itu sebenarnya artinya apa, Mak ? Dan peluru tak mungkin bisa diajak bicara. Dan di Meunasah juga tak pernah diajari apa itu peluru, untuk apa peluru dan bagaimana cara membunuh dengan peluru.
( Dari dalam ada suara memanggil-manggil )
Label: Naskah Teater , Zakh Syairum Majid
Bunga di Atas Awan-Awan
Bunga di Atas Awan-Awan
Atawa Cinta Dibalut Hitam
Karya Taufan S. Chandranegara
Dramawan : Aktor (Lelaki/Perempuan)
SEBUAH RUANG, JENDELA-JENDELA, SEBUAH MEJA, SEBUAH KURSI, SEBUAH JAMBANGAN BERHIAS BUNGA-BUNGA, HANYA ADA SEKUNTUM BUNGA PLASTIC DI DALAMNYA, SEORANG TOKOH SENDIRI DISITU ENTAH SEJAK KAPAN.
Cinta. Cinta. Cinta. Subjektif. Irasional. Objektif. Rasional. Cinta. Cinta.cinta. kuasa. Naïf. Egomania. Cinta. Cinta. Cinta. Oral. Sacral. Mesum. Pornoaksi. Pornografi. Cinta. Cinta. Cinta. Sepotong zaman yang dipotong seperti roti dibagi-bagi lewat sentra media-multi-promo-aksi. Globalisme. Isu. Cinta. Cinta. Cinta. Naziisme. Fasisme. Feodalisme. Kapitalisme. Anarkisme. Chaos. Cinta. Cinta. Cinta.
Label: Naskah Teater , Taufan S. Chandranegara
ELEGI MUSIM PANAS
ELEGI MUSIM PANAS
Karya : Chandra Kudapawana
DI SEBUAH RUANG TAMU RUMAH MEWAH. FURNITURE SERBA MENGKILAP MENGHIASI SETIAP SUDUT RUANG ITU. MEJA, LEMARI, KURSI, SEMUANYA TAMPAK MAHAL DAN BERKELAS. TAK KECUALI LEMARI KECIL TEMPAT BERDERETNYA MINUMAN-MINUMAN BERALKOHOL KELAS ATAS. SIANG HARI MUSIM KEMARAU. NIKOLAS TENGAH MENUANGKAN ANGGUR KE DALAM SLOKI. SEMENTARA TAK JAUH DARI SANA, NITA DUDUK TERMENUNG. TAK BERGAIRAH.
NIKOLAS (MENEGUK ANGGUR DARI SLOKI)
Mantap! Ini baru namanya anggur. Beda sekali dengan produk-produk local. Buatan luar negeri memang lebih bagus. (MENUANGKAN LAGI ANGGUR DALAM BOTOL).
NITA (MELIRIK. MENARIK NAPAS)
Label: Chandra Kudapawana , Naskah Teater
Nafas (Samuel Beckett)
Lakon pendek Samuel Beckett
NAFAS (Breath)
Layar
1. Di atas panggung bercahaya redup berserak beraneka macam sampah/rongsokan. Dibiarkan sekitar 5 detik.
2. Lamat-lamat tangis pendek dan tiba-tiba terinsspirasi dan secara pelan-pelan cahaya meningkat bersama-sama mencapai maksimum dalam waktu sekitar 10 menit. Sunyi dan dibiarkan sekitar lima detik.
3. Waktu berakhir dan pelan-pelan cahaya berkurang mencapai minimum secara bersamaan (cahaya sebagaimana di 1) dalam sekitar sepuluh detik dan tiba-tiba tangis seperti sebelumnya. Sunyi dan dibiarkan sekitar lima detik.
Layar
Label: Naskah Teater , Samuel Beckett
Aku Vs Ayahku
Drama Remaja
AKU vs AYAHKU
Budi Ros
PEMBUKA
GONG DUA BERBUNYI.
PARA PEMAIN MUNCUL DARI PINTU MASUK AUDITORIUM, MENUJU PANGGUNG. SEMUA MENYAPA PENONTON DENGAN RAMAH : “ SELAMAT MALAM SEMUA, SELAMAT DATANG … APA KABAR ?. ”
SESAMPAI DI PANGGUNG, PARA PEMAIN MENATA SET DAN PERALATAN LAINNYA. BAGUS, PEMIMPIN MEREKA, MEMBERI KOMANDO BAGAIMANA SET DAN PERALATAN HARUS DI TATA.
KEMUDIAN DARI SALAH SATU SISI PANGGUNG MUNCUL MENEJER PANGGUNG, YANG MEMBERI TAHU BAHWA KOMANDO BAGUS TERNYATA SALAH. SET DAN SEMUA PERALATAN KEMUDIAN DI TATA ULANG SEPERTI PETUNJUK MENEJER PANGGUNG.
SEMUA PEMAIN TURUT AKTIF MENYIAPKAN PERALATAN.
MENEJER PANGGUNG DIBANTU BAGUS SESEKALI MENGECEK APAKAH SEMUA PERALATAN DITEMPATKAN PADA TEMPATNYA ATAU TIDAK.
MEREKA MEMERIKSA DARI BEBERAPA SUDUT, KEMUDIAN BEBERAPA KALI MELIHAT ARLOJINYA, DAN KETIKA MENYADARI SUDAH WAKTUNYA PERTUNJUKAN DIMULAI, MENEJER PANGGUNG BERTANYA PADA PARA PEMAIN
MENEJER PANGGUNG :
Bagaimana, sudah siap ?
PARA PEMAIN :
Belummm …
Label: Budi Ros , Naskah Teater
Aduh Ujang
Lakon
ADUH UJANG
Karya Jhoni Habibie
TOKOH-TOKOH:
Ujang :
Laki-laki umur 21 tahun, ganteng, sederhana, ramah, lugu, pendidikan SMA, nurut, lahir dan besra di desa, teguh pendirian.
Euis :
Perempuan umur 18 tahun, lumayan cantik, ramah, sederhana, sebatang kara, hidup bersama nenek, pemalu, perhatian, baik (pacar Ujang) kegiatan les menjahit, bantu nenek di sawah.
Samsul:
(teman kecil Ujang), umur 21 tahun, gaul perlente, sok modern, egois, sombong, suka menghalalkan segala cara.
Emi :
perempuan berumur 18 tahun, gadis desa gaul, cerewet, manja, GR, caper, kaya, apa maunya harus dicapai
Abah :
laki-laki umur 55 tahun, bapaknya Ujang, buruh tani, sederhana, keras, idealis, pendidikan SD.
Broto :
laki-laki umur 50 tahun, bapaknya Emi, juragannya abah, kaya, lahir dan besra di Solo, sombong, sayang anak
Ibu/emak:
ibunya Ujang, umur 45 tahun, sakit-sakitan, sabar.
Label: Jhoni Habibie , Naskah Teater
Ayahku Pulang
LAKON
AYAHKU PULANG
Karya Usmar Ismail
DRAMATIC PERSONAE
1. RADEN SALEH Ayah.
2. T I N A Ibu / Isteri Raden Saleh.
3. GUNARTO Anak laki-laki tertua Raden Saleh dan Tina.
4. MAIMUN Adik laki-laki Gunarto / anak kedua Raden Saleh dan Tina.
5. MINTARSIH Adik perempuan Gunarto dan Maimun / anak bungsu Raden Saleh dan Tina.
Label: Naskah Teater , Usmar Ismail
AUT
Lakon
A U T
Karya Putu Wijaya
SATU
MALAM HARI DI SEBUAH POS KEAMANAN WILAYAH.BANYAK PENGADUAN MASUK.PARA PETUGAS SIBUK SEKALI.DI ANTARA MEREKA ADALAH SEPASANG SUAMI-ISTRI,MENGAKU TELAH KEHILANGAN ANAK.PARA PETUGAS MEMPERSILAKAN DUDUK TAPI TIDAK SEGERA DITANYA.SANG ISTRI MENGUSAP-USAP MATANYA.MEREKA AGAK LAMA MENUNGGU KARENA PARA PETUGAS SEDANG BERTENGKAR TENTANG SESUATU.KEMUDIAN SETELAH KEGAWATAN ITU AGAK REDA SALAH SEORANG MULAI BERTANYA-TANYA,DISUSUL KEMUDIAN OLEH YANG LAIN.
PETUGAS
Apa,yang hilang ?
Label: Naskah Teater , Putu Wijaya
AYO
Lakon Pendek
A.Y.O. !
Karya Puntung CM Pudjadi
(naskah ini pernah dimuat di Harian BERNAS Yogya tahun 90-an)
DRAMA DIMULAI SAAT SEORANG LAKI-LAKI TERKAPAR MENGERANG-ERANG DI ATAS PANGGUNG. NAMPAKNYA IA BARU SAJA DIANIAYA. MUKANYA BERSIMBAH DARAH YANG MELELEH DARI HIDUNGNYA.
SESEORANG MENDATANGI KEMUDIAN NAMPAK PANIK DAN BERTERIAK-TERIAK MEMINTA TOLONG. IA MERAIH SEBUAH KENTHONGAN ATAU ENTAH APA YANG KEMUDIAN IA BUNYIKAN DENGAN IRAMA GADUH. DATANG SEROMBONGAN ORANG YANG KEMUDIAN IKUT-IKUTAN PANIK DAN KACAU. LANTAS LEBIH KACAU LAGI KETIKA ORANG-ORANG YANG DATANG KEMUDIAN ITU IKUT-IKUTAN MEMUKUL-MUKUL BENDA APA SAJA ASAL MENIMBULKAN BUNYI.
KEMUDIAN DATANG SEORANG LAGI YANG AGAKNYA KEHERANAN MELIHAT SEKUMPULAN ORANG PANIK TANPA BERBUAT SESUATU KECUALI MEMUKUL-MUKUL. IA BERUSAHA MELERAI ORANG-ORANG, MENENANGKAN.
SESEORANG
Label: Naskah Teater , Puntung CM Pudjadi
Badak-Badak
LAKON 3 BABAK (4 ADEGAN)
BADAK BADAK
Disadur dari “RHICONEROS”
Karya: Eugene Ionesco - Penyadur: Jim Lim
DRAMATIC PERSONAE
- ARIFIN
- SLAMET
- PELAYAN KEDAI
- PEMILIK TOKO PANGAN
- ISTRINYA
- TUAN TUA PENSIUNAN
- SARJANA MUDA
- NYONYA
- TUKANG BAKMI
- DEWI
- MAS ENTUNG
- DARMAWAN SH
- SURAHMAN
- NYONYA TIGOR
- PEMADAM KEBAKARAN
- KAKEK
- ISTRINYA
Label: Eugene Ionesco , Jim Lim , Naskah Teater
Bayi yang Tertawa
Lakon
Bayi Yang Tertawa
Karya Radhar Panca Dahana
PANGGUNG DIBUKA OLEH SEBUAH CAHAYA KECIL YANG CUKUP TERANG UNTUK MEMPERLIHATKAN WUJUD YANG INDAH DARI WANITA 1. IA TENGAH DUDUK DI TENGAH PANGGUNG (SEDIKIT AGAK KANAN) DENGAN GAYA SEORANG DEWI. ANGGUN TAK TERGOYAHKAN. GERAKNYA LAMBAT MENIMBULKAN SIMPATI. SEJENAK IA MEMAINKAN SALAH SATU BAGIAN TUBUH ATAU PERANGKATNYA (BISA RAMBUT, UJUNG BAJU, KALUNG, APA PUN)
CAHAYA MUNCUL KEMBALI PERLAHAN. SECARA GRADUAL MEMPERLIHATKAN TUBUH LELAKI 2 YANG DENGAN GAGAH DAN MANTAP BERJALAN PERLAHAN MENUJU WANITA 1. KEDUANYA SALING MEMANDANG DENGAN JARAK DEKAT. DENGAN PENCIPTAAN DUNIA CINTA DI ANTARA KEDUANYA.
LELAKI 2
Istriku..
Label: Naskah Teater , Radhar Panca Dahana
Satu Bangku Dua Lelaki
naskah kiriman dari Triyono (Mass Trie)
SATU BANGKU DUA LAKI LAKI
Karya: Triyono
(penulis adalah anggota Teater Wejang Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Pagi menjelang siang di sebuah taman dengan bangku berderet. Orang 1 berada di bangku taman dengan membawa Koran dan mulai membaca lembar tiap lembar.
Kemudian datanglah dua orang laki laki perempuan duduk di bangku yang berbeda. Mereka duduk bedua bermesraan. Setelah beberapa saat orang 2 datang dan duduk dibangku yang sama dengan orang 1.
Label: Naskah Teater , Triyono
BAH (Putu Wijaya)
BAH
Putu Wijaya
SUARA TANGIS BERSAMA YANG ANEH, MERAYAP DALAM TAK HENTI HENTINYA. DUA ORANG HANSIP MUNCUL TERGOPOHGOPOH BONCENGAN SEPEDA.MENU BRUK TEMBOK.KEDUANYA JATUH.BERDIRI LAGI GESIT DI SATU SISI PANG GUNG MEMBIARKAN KENDARAANNYA TERCECER.LALU GANTIAN MEMBERIKAN LAPORAN DENGAN NAFAS TERSENGAL SENGAL APA YANG SUDAH MEREKA ALAMI DI LAPANGAN.LENGKAP,JELAS,SETUNTAS MUNGKIN MENURUT PENGAMATAN MEREKA.
HANSIP
Pagi pagi buta baru saja kami selesai putaran ronda yang terakhir,masuk laporan dari seorang penduduk desa yang terpencil di pinggiran situ.
HANSIP
Kata mereka,ada yang ganjil terjadi di situ.
HANSIP
Sebagai seorang petugas yang baik dan bertanggung jawab atas keselamatan lingkungan,sebagaimana yang diwejangkan oleh Bapak lurah kita,kami cepat cepat beraksi.Tak peduli mengantuk atau capai,karena itu memang sudah menjadi tugas dan kewajiban kami.
HANSIP
Konon penduduk desa yang sedang menggali lubang untuk mengubur warganya yang mati,kaget,karena ada yang aneh dari dalam tanah. Lubang itu ternyata ada apaapanya begitu.Aneh memang. Kami juga geleng geleng kepala.Masak ? Di zaman modern ini begitu?
Label: Naskah Teater , Putu Wijaya
WC ( Warung Colitik )
Berikut ini adalah naskah kiriman dari Zohry Junedi
WC
(Warung Colitik)
Karya
Zohry Junedi
Ditengah panggung tersedia 3 jamban bersebelahan yang sebenarnya sudah tidak layak pakai, orang-1 masuk pria muda setengah baya (setengah kaya), orang ke-2 muncul lelaki 40 tahunan (kaya), orang ke-3 dan ke-4 muncul wanita sok seksi (kaya baru). didalam jamban terlibat obrolan yang ternyata tanpa diduga mereka terlibat kontrak politik.
(masuk membawa koper, keliling panggung tergesa-gesa sepertinya dia sedang mencari kamar kecil)
Dr.Plontos : akhhh akhirnya itu dia, (buru2 melepaskan celana dan menggantungkannya di sisi jamban sementara koper tanpa sengaja ia lempatkan keluar)
Label: Naskah Teater , Zohry Junedi
Bendera Setengah Tiang
Berikut ini adalah naskah kiriman dari Zohry Junedi
BENDERA SETENGAH TIANG
(Terinspirasi dari Puisi Negeri Para Bedebah: Adhie M Massardi)
Karya
Zohry Junedi
Prolog Terlalu naïf bagi negeri ini, bila harus kisah ini kusimpan sendiri dalam kukungan ketidakadilan, keserakahan dan kesewenang wenangan, bangsa ini sudah terlalu sabar mentolerir setiap dosa dosa yang kemudian dianggap musibah masal sebagai kambing hitam atas kita, biar pertiwi ini tau bahwa dinegeri ini pernah ada satu kisah yang mungkin saja tidak patut diteladani, oleh kita.
ADEGAN I
(Instrument Music: Merpati Putih, Erwin Gutawa)
Muncul sosok bayangan 2 orang kelam, tidak terlalu jelas apa yang mereka bicarakan, mereka terlibat dalam transaksi gelap, konspirasi!
Label: Naskah Teater , Zohry Junedi
Mak Ada Anjing Masuk Rumah
Maak…!!
Ada Anjing Masuk Rumah
Mak…!
Karya: Andy Sri Wahyudi
Babak 1
Seorang bocah perempuan bernama Sumi duduk sendirian di sebuah halaman rumah yang sempit, ia menunggu emaknya pulang dari pasar. Sumi hanya diam, bengong dan agak blo’on, sesekali tengak-tengok ke kanan dan ke kiri.
Sumi diam, kini matanya menerawang jauh ke depan, dan perlahan tersenyum sedikit manis. Lalu bernyanyi pelan membuat nada sendiri. Sesukanya.
Sumi : Tik tik tik bunyi hujan di atas genting
Airnya turun tidak terkira
Cobalah tengok daun dan ranting
Pohon dan kebun basah semua…
Tapi tiba-tiba Sumi diam lagi, dan bosan. Tangan kirinya menggaruk-garuk leher. Mukanya memelas.
Sumi : Main engklek ah.
Label: Andy Sri Wahyudi , Naskah Teater
DR. RESURRECCION: AKAN MENYEMBUHKAN BANGSA
Naskah ini sumbangan dari ANDY SRI WAHYUDI
ingin nyumbang naskah? klik sini
DR. RESURRECCION: AKAN MENYEMBUHKAN BANGSA
DOC RESURECCION: WILL CURE THE NATION
karya Layeta Bucoy (Filipina/2010)
diterjemahkan oleh Muhammad AB (2010)
penyelaras bahasa: Gunawan Maryanto (2010)
Dok. Indonesia Dramatic Reading Festival 2010
KARAKTER:
Jes Resurreccion, usianya akhir 30-an, seorang dokter, dengan wajah mestizo, lumayan putih bersih wajahnya, banyak tersenyum, sangat memesona
Boy Handsome, usianya akhir 30-an, wajahnya buruk rupa, berkulit gelap, dengan tambalan di seluruh wajah dan lengannya, merupakan akibat dari penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, di jarinya terselip cincin yang berbentuk cacing, dia sering menggaruk-garuknya.
Elsa, usianya akhir 30-an, hamil 5-7 bulan, istri dari Boy Handsome
Ma, usianya sekitar 50-an, ibu dari Boy Handsome
Pa, usianya sekitar 50-an, ayah dari Boy Handsome, gerakan yang tidak terkontrol pada tangan kanannya membuat tangannya terlihat selalu gemetar, hampir buta.
Label: Gunawan Maryanto , Layeta Bucoy , Muhammad AB , Naskah Teater
13 Pagi
13 PAGI
Naskah Cucuk Espe
Salam,
Dengan ini saya kirimkan naskah teater 13 PAGI karya saya yang telah dipentaskan Teater Kopi Hitam secara keliling Jawa-Bali sepanjang 2010 lalu. Semoga bermanfaat.
Salam,
Cucuk Espe
02. Sinta
(Berteriak dari dalam) Masih pagi…jangan berteriak seperti itu. Kau mulai cerita yang aneh-aneh.
03. Barman
Aku cuma melatih ingatanku, Sinta!
04. Sinta
Tapi tidak dengan cara seperti itu. Nanti tenggorokan sakit. Ke dokter lagi, duit lagi…
05. Barman
Itulah perempuan. Semuanya diukur dengan duit. Bahkan tidak boleh sakit pun, alasannya karena duit.
06. Sinta
(keluar sambil membawa handuk kecil). Jangan sampai kambuh lagi. (mengusap kening Barman) Bukan saatnya berteriak seperti itu. Kayak anak kecil!
07. Barman
Cuma sekedar untuk mengusir bosan dan agar kelihatan variatif. Lebih dinamis!
08. Sinta
Bosan?
Label: Cucuk Espe , Naskah Teater
Naskah BOR Putu Wijaya
Lakon
B O R
Karya Putu Wijaya
SEBELUM PERTUNJUKAN DIMULAI, NYAMUK PERS SUDAH BERKELIARAN DI MA
NA MANA. BAGAI PASUKAN KOMANDO YANG TANGGUH, BANDEL AKAN TETA
TAPI SUPEL DAN KALAU PERLU BISA KASAR, MEREKA MENYUSUP DI MANA MA
NA. TAK ADA TEMPAT YANG TAK TERTEMBUS. TAK ADA ORANG YANG CUKUP KE
BAL BISA MENGHINDARI MEREKA.
Label: Naskah Teater , Putu Wijaya
PINDAH RUMAH
Berkat doa dan dukungan sahabat teater se tanah air, maka Bandar Naskah kini telah memiliki rumah baru di:
www.bandarnaskah.comNamun demikian, blog ini tidak akan dihapus. Sahabat semua masih tetap dapat mengaksesnya.
Hanya saja update naskah koleksi terbaru hanya akan dilakukan di bandarnaskah.com.
Kelak, semua isi dari blog ini secara bertahap juga akan diboyong ke rumah baru.
Sahabat semua dapat terus berkontribusi dengan mengirimkan karya atau koleksi naskah Anda ke: bandarnaskah@gmail.com dan dengan sekuat tenaga kami akan berusaha update sesering mungkin.
Semoga selalu bermnafaat.
Salam,
Kepala Bandar
DISCLAIMER
Hak Cipta Naskah ada pada penulis naskah & dilindungi undang-undang. Untuk itu, jika anda ingin mementaskan naskah yang terdapat pada Bank Naskah ini harap menghubungi penulis untuk sekedar pemberitahuan.
berdasarkan Kategori Naskah
Berdasarkan Judul
- 1 Hari 11 Mata di Kepala
- 13 Pagi
- ANGGUR TERAKHIR MONOLOG Didik Wahyudi
- AUT
- AYO
- Aduh Ujang
- Aeng
- Akal Bulus Scapin
- Aktor Aktor yang Tersesat Dalam Drama Tanda Tanya
- Aku Masih Perawan
- Alibi (monolog)
- Aljabar
- Alkisah Isra Mi'raj (Naskah Islami)
- Anak Rantau
- Ande-Ande Lumut
- Andhe-Andhe Lumut (Water Manik Village)
- Anjing Anjing Menyerbu Kuburan
- Antigone
- Anting
- Anu (Putu Wijaya)
- Anzing (monolog)
- Arloji
- Arwah-Arwah
- Asbak dan Tamu di Malam Hari
- Ayahku Pulang
- Ayahku Stroke tapi Nggak Mati
- Badai Sepanjang Malam
- Badak-Badak
- Bah (Putu Wijaya)
- Baju (monolog)
- Balada Sahdi
- Bangsat (monolog)
- Bara (embers)
- Barabah
- Bayi Yang Tertawa
- Becik Nitik Ala Pilara
- Belum Tengah Malam
- Bencana
- Bendera Setengah Tiang
- Beruang Penagih hutang
- Bigrafi Kursi Tua (monolog)
- Bila Malam Bertambah Malam
- Bila Mula
- Black Jack (monolog Benjon)
- Boneka Sang Pertapa (Monolog)
- Bor (Putu Wijaya)
- Bukan Eva Biasa (monolog)
- Bulan Bujur Sangkar
- Bulan Emas di Jendela Kakek
- Bunga Rumah Makan
- Bunga di Atas Awan-Awan
- Cabik
- Cahaya Rembulan
- Caligula
- Cannibalogy (benny johanes)
- Cermin
- Cinta Is Not a Game
- Cipoa (Putu Wijaya)
- Ciut Pas Sesak Pas
- Come And Go (datang dan pergi)
- Contreng Saya
- DR. RESURRECCION
- Dan Lainnya Sebagiannya
- Dasein (monolog)
- Demang Lehman
- Demokrasi (monolog Putu Wijaya)
- Dhemit (adaptasi)
- Dhemit (naskah Original)
- Di Bawah Bayang-Bayang Pohon Bakau
- Diamku Adalah Sebuah Kerinduan
- Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi
- Dr. Anda
- Dukun-Dukunan
- Dunia Orang-Orang Mati
- Dunia Seolah-Olah
- ELEGI MUSIM PANAS
- Emansipasi (monolog)
- Episode Daun Kering (monolog)
- Festival Topeng
- Foging
- Fragmen Cinta
- Gambar Cinta dari Atjeh
- Gedebug (monolog)
- Godlob
- Gubernur Nyentrik
- HM1L (baca: HAMIL)
- Hara Kiri
- Hikayat Perlawanan Sarikem
- Hitam Putih
- INDONESIA
- Ibu Bumi
- Ibu kita Raminten (monolog)
- Inong: Dongen Rumah Jalang
- Intrik
- Jaka Tarub
- Jaka Tarub Dadi Duda
- Jalur 17
- Janji Senja
- Jeng Menul
- Joko Semprul
- Julius Caesar
- KAKUS
- KAMIT Sandiwara Bahasa Jawa
- KERINDUAN TERHADAP CITA (monolog)
- Kabayan di Negeri Romeo
- Kapai-Kapai
- Kapak Berhala Namrudz (monolog)
- Kapok (monolog)
- Karma
- Karma DALEM BONCEL (drama Musikal)
- Kartini Berdarah
- Kasir Kita (monolog)
- Kebo Nyusu Gudel
- Kereta Kencana
- Kesucian Hati (Naskah Islami)
- Kesurupan atawa inside! insting! intrance!
- Ketika Cinta Lintas Agama
- Ketika Iblis Menikahi Seorang Perempuan
- Kiamat Sudah Dekat (Naskah Islami)
- Kiblat Tanah Negeri
- Kisah Cinta dan Lain-Lain
- Kisah Rumah '45
- Kongres Unggas
- Kopral Woyzeck
- Koruptor Budiman (Monolog)
- Kotak Surat Terakhir
- Kromo Kronik (monolog)
- Kudeta
- Kunci Kontak (monolog)
- Kupu-Kupu Tidur (monolog)
- Kursi Goyang
- LIDAH TAK BERTULANG
- Lagu Pak Tua (monolog)
- Lakbok
- Laras 1 (komedi)
- Laras 2 (komedi)
- Legenda Siti Rabi'ah
- Lena Tak Pulang
- Lit
- MALIN -The End Scene
- Mak Ada Anjing Masuk Rumah
- Mak Ana Asu Mlebu Ngomah (Bahasa Jawa)
- Malam Gelisah
- Malam Jahanam
- Malam Terakhir
- Mangir
- Manusia BBM
- Markendos (sebut aku Upi) (monolog)
- Markus (monolog)
- Marsinah Menggugat (monolog Ratna Sarumpaet)
- Matahari 1/2 Mati
- Matinya Toekang Kritik (monolog Agus Noor)
- Mayat Terhormat (monolog)
- Mayat-Mayat Cinta
- Mega-Mega
- Melawan Kutukan
- Mencari Keadilan (terjemahan WS Rendra)
- Mengapa kau culik anak kami?
- Menggulung Layar
- Mereka Telah Membakar Meunasah Kita
- Musuh Masyarakat
- NAFAS (Breath)
- Nagina (monolog)
- Nasib Jadi Babu (monolog)
- Nastiti
- Nimok Aku Cinta Kamu
- Nina Bobo
- Nyonya-Nyonya
- Obrok Owok-Owok Ebreg Ewek-Ewek
- Orang Kasar
- Orang Malam
- Orang-Orang Bawah Tanah
- Orang-Orang Biadab
- Orang-Orang Bingung
- Orde Mimpi
- Orde Tabung
- Orkes Madun I Alias Madekur dan Tarkeni
- Orkes Madun II atawa Umang-Umang
- Orkes Madun III Atawa Sandek
- Orkes Madun IV Atawa Ozone
- Orkes Madun V atawa Magma
- Pada Suatu Hari
- Padang Bulan
- Pamflet Merdeka
- Para Jahanam
- Para- Para Pelayat
- Parade Tikus (monolog)
- Pelacur dan Sang Presiden
- Pelukis dan Wanita
- Pemimpin Tua
- Pengagum Bintang
- Peperangan (monolog)
- Perempuan Obrak Abrik (monolog)
- Peti Mati (naskah komedi)
- Pralambang (monolog Winarno Hadi Saputro)
- Presiden Kita Tercinta
- Racun Tembakau (monolog Jim Lin))
- Racun Tembakau (monolog S. Jai)
- Rahwana
- Raja Lapuk
- Raja Mati
- Rare Angon
- Retorika Lelaki Senja (monolog)
- Robohnya Surau Kami
- Romeo & Juliet (bahasa Inggris)
- Rumah Boneka
- Rumah di Tubir Jurang
- SALING MALING
- Salah SMS
- Salinan Naskah Pidato Presiden 2012 Negeri Joyoboyo
- Sandal Jepit
- Sang Mandor
- Sarimin (Monolog)
- Satu Bangku Dua Lelaki
- Sebelum Dewa Dewi Tidur
- Sebelum Sarapan (Monolog)
- Semat Laut
- Sementara Menunggu Godot
- Serenada Lolosnya Dewi Narkobawati
- Setan Dalam Bahaya
- Seulanga
- Sidang Jembatan (monolog)
- Sidang Susila
- Sindhen
- Singa Podium
- Sitty Noerbaja (Sini Nurbaya)
- Sobrat
- Srikandi Edian
- Sumur Tanpa Dasar
- Surat Buat Guru
- Syair Kamelia
- Syekh Siti Jenar
- Symhoni Anak Jalanan
- T.R.U.S.T (naskah komedi)
- Tak Ada Bintang di Dadanya
- Tanda Silang
- Taplak Meja
- Teriakan-Teriakan Sunyi (monolog)
- Terompet Senja Kala
- The House of Benarda Alba
- The Tragedi of Hamlet (Inggris)
- Tiga Hari Terakhir (Film Pendek)
- Titik Titik Hitam
- Topeng-Topeng (Monolog)
- Uang yang Hilang
- Urip Dilakoni Kanthi Waras Lan Trengginas (Bahasa Jawa)
- Vagina Monologues (monolog Vagina)
- WC (Warung Colitik)
- Wek-Wek
- Zetan
Berdasarkan Pengarang
- A. Rego Subagyo
- AA. Navis
- Abbas Mustan Bhansali
- Abdul Hamid
- Abdul Mukhid
- Achmad Dayari
- Adhy Pratama
- Agung Wijaya
- Agus Noor
- Agustan T. Syam
- Albert Camus
- Alimuddin
- Amanatia Junda S.
- Andy Sri Wahyudi
- Anggi Valentinata Goenadi
- Anonim
- Anton Chekov
- Aoh K. Hadimaja
- Apris
- Ardini Pangastuti
- Arifin C Noer
- Arthur S. Nalan
- Asrul Sani
- Ayu Utami
- Bang Ning
- Benny Yohanes
- Bertolt Brecht
- Bima Budi P
- Bina Margantara
- Bina Margantara
- Budi Ros
- Candra Barong Harjanto
- Chandra Kudapawana
- Christopher Hampton
- Cucuk Espe
- Dadi Reza Pujiadi
- Danarto
- Dheny Jatmiko
- Dian Tri Lestari
- Drs. Muslich
- Drs. Nurochmat
- Dukut W.N.
- Enang Rikajat Asura
- Eugene Ionesco
- Eugene O'neill
- Even Ensler
- Faisal Muhammad Nur Salim
- Federico Garcia Lorca
- Genthong HSa
- George Buchner
- Giri Ratomo
- Gondhol Sumargiyono
- Gunawan Maryanto
- Gusmel Riyadh
- H. Adjim Arijadi
- Hamdy Salad
- Hardjono Wiryosoetrisno
- Harwes
- Henrik Ibsen
- Herlina Syarifudin
- Hermana HMT
- Hermanjoyo
- Heru Kesawa Murti
- IGN. Arya Sanjaya
- Ibed Surgana Yuga
- Ida Khoirotin
- Ikun Sri Kuncoro
- Imran Laha
- Indra Tranggono
- Irwan Jamal
- Iwan Simatupang
- Javed Paul Syatha
- Jean Baptiste Poquelin Moliere
- Jhoni Habibie
- Jim Lim
- Jim Lin
- Joko Kurnain
- Joko Sucianto
- Joned Suryatmoko
- Juma'ali
- Kuntowijoyo
- Landung Simatupang
- Layeta Bucoy
- M.J. Wijaya
- M.S. Nugroho
- Max Arifin
- Mirza Jaka Suryana
- Mochammad Asrori
- Motinggo Busye
- Muh. Ibrahim Ilyas
- Muhamad Ali
- Muhammad AB
- Muram Batu
- Mutiara Sabrinda
- N. Riantiarno
- Nasyah Djamin
- Nicolo Machiavelli
- P. Hariyanto
- Paulus Simangunsong
- Pramoedya Ananta Toer
- Puntung CM Pundjadi
- Puthut Buchori
- Putu Wijaya
- R. Timur Budi Raja
- RYAN HERDIANSYAH
- Rachman Arge
- Rachman Sabur
- Radhar Panca Dahana
- Rakhmat Giryadi
- Ratna Indraswari Ibrahim
- Ratna Sarumpaet
- Rian Harahap
- Rodli TL
- Rosyid E. Abby
- Roy Agustinus
- Rudy Remakong
- Rusmila
- S. Jai
- Saini K.M.
- Samsi
- Samuel Beckett
- Sang Aru
- Seno Gumira Ajidharma
- Soni Farid Maulana
- Sophokles
- Suyatna Anirun
- Syaiful Affair
- Syuji Terayama
- T. Arief
- Taofan Nalisaputra
- Taufan S. Chandranegara
- Taufik Al Hakim
- Toto Sudarto Bachtiar
- Tri Aamalia Lestari
- Triyono
- Ucok Klasta
- Uje Lelono
- Usmar Ismail
- Utuy Tatang Sontani
- Viddy AD Daery
- W.B. Yeats
- W.S. Rendra
- WAHYANA GIRI MC
- Wahyu Setiadi
- Wahyudin
- Wawan Setiawan
- Welly SK
- Whani Darmawan
- William Shakespeare
- Winarno Hadi Saputro
- Wisran Hadi
- Wiwit Anggaini
- Yessy Anwar
- Yoga
- Yoyo C.Durachman
- Yukio Mishima
- Yusef Muldiyana
- Zahari
- Zak Sorga
- Zakh Syairum Majid
- Zohry Junedi
- Zulfikri Sasma