Tampilkan postingan dengan label Naskah Teater. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Naskah Teater. Tampilkan semua postingan

DAN LAINNYA, SEBAGIANNYA

Kamis, 01 Maret 2012 gusmel riyadh


 Lakon
dan LAINNYA,
SEBAGIANNYA
Karya BINA MARGANTARA
bina_margantara@yahoo.com


DRAMATIC PERSONAE


BEDUL

LINGGAM

ASIH

MUKAR

POLISI I

POLISI II

SIPIR I

SIPIR II

Pamflet Merdeka

Selasa, 21 Februari 2012 gusmel riyadh


Pamflet Merdeka
Karya Bima Budi P
Babak A
Panggung terlihat gelap dan perlahan cahaya lampu menyinari tetapi masih redup. Seorang kekasih sedang duduk menunggu kekasihnya. Ada 2 orang yang satu duduk didekat kekasih dan yang satu berdiri pada posisi kuda-kuda, dua orang tersebut membuat gerakan yang telah ditentukan. Setelah selesai lampu tidak lagi redup dan  Datang seorang lelaki membawa sebuah pamflet dia terus mengamati benda itu sampai melupakan sekitarnya.

Pemimpin Tua

gusmel riyadh


Pemimpin
Tua
Karya: Bima Budi P


Dramatik person
  1. Pemimpin tua
  2. Bunglon
  3. Nenek
  4. Penari 1
  5. Penari 2
  6. Gruping 1
  7. Gruping 2
  8. Gruping 3


INONG: DONGENG RUMAH JALANG

Minggu, 19 Februari 2012 gusmel riyadh


INONG: DONGENG RUMAH JALANG
Repertoar Cucuk Espe

Tokoh:

Sandek
Inong
Madranu
Silay

DIAMKU ADALAH SEBUAH KERINDUAN

Jumat, 11 November 2011 gusmel riyadh

DIAMKU ADALAH SEBUAH KERINDUAN 
Naskah Rudi Remakong 

Berawal dari inisiatif kisah perjalanan hidup seseorang yang merindukan sesuatu keadaan indah, ketika rasa diam kian memuncak, sepi ini berlabuh pada muara syarat canda, saat peristiwa mulai tiba (ilusi), menjadi alur cerita perjalanan seorang perempuan, yang dilukiskan oleh segerombolan orang, hingga ketegangan menguasahi amarah, perempuan itu hanya diam tanpa sepata kata, lalu kemudian kisah ini mengujungkan kenangan, sampai akhirnya sang perempuan berucap menguntaikan sebuah puisi dan berkata “diamku adalah kerinduan” pada seorang lelaki dari segerombolan orang-orang, lalu perempuan berakhir dengan mati.

Di Bawah Bayang-Bayang Bakau

Selasa, 05 Juli 2011 gusmel riyadh

Lakon
DI BAWAH BAYANG-BAYANG POHON BAKAU
Oleh; Wahyudin - sanggar nuun

DRAMATIC PERSONAE

  1. Marji (suami usia 78 tahun)
  2. Samiah (istri usia 63 tahun)
  3. Rahmin (usia 55 tahun)
  4. Samsani (usia 50 tahun)
  5. Warga

Naskah Zetan karya Putu Wijaya

Rabu, 08 Juni 2011 gusmel riyadh

Lakon
ZETAN
Karya PUTU WIJAYA




GURU
Aku guru yang hebat. Tanganku luar biasa dingin. Aku bisa mengocok kepala batu dan otak udang menjadi cemerlang. Betul, aku tidak main-main. Aku seperti tukang sulap. Itu semua sudah karunia. Tapi aku terpaksa keluar dan berhenti mengajar. Aku tidak mau lagi jadi guru.

(Guru melempar tasnya. Istri memunggut dengan sabar. Guru membuka bajunya, kemudian hendak membantingnya. Tetapi istrinya menyabarkan dan membujuk agar suaminya duduk sambil kemudian memijit pundaknya. Semabari dipijit guru terus ngomel)

Aku benci kepada birokrasi. Aku lihat sekolah kok tidak lagi memberikan pendidikan kepada calon pengganti generasi, tapi memperjual-belikan pendidikan. Ilmu sudah jadi barang komoditi seperti hasil pabrik. Diicrit-icrit supaya mahal. Publikasi dan fasilitasnya digembar-gemborkan, tapi hasilnya memble. Pendidikan hanya menjual sertifikat dan gelar tidak bikin manusia pinter apalagi siap pakai. Prek!

(Guru bangun dan kemudian kentut)

Alhamdulillah

(Merasa lega. Istrinya berhenti mijit, dengan cekatan mengumpulkan barang-barang suaminya, lalu masuk. Guru tinggal sendiri)

Nimok, Aku cinta kamu.

Selasa, 07 Juni 2011 gusmel riyadh

Nimok, Aku cinta kamu.
Karya : I n u l.
( Hardjono Wiryosoetrisno )

Daftar Pemain.

1. Nimok : remaja putri umur 17 tahun,
cerdas, cantik dan lincah.
2. Momon : remaja putra umur sekitar 17 tahun
egois dan manja
3. Anu : suara - suara imaginer kedua tokoh berjumlah bebas.
4. Pasien : tokoh pengguna narkoba putra umur sekitar 17 tahun, kurus ceking dan lelah.

Dibantu pemain musik kalau perlu musik alternatif.


Raja Mati

gusmel riyadh

RAJA MATI
(Le Roi Se Meurt)
Eugene Ionesco

Dramatic Personae

  1. RAJA
  2. RATU MAHRIT
  3. RATU MARI
  4. JULIET
  5. TABIB
  6. PENGAWAL



BARA (Embers)

gusmel riyadh

Lakon pendek Samuel Beckett
BARA (Embers)

Laut hampir tak terdengar. Sepatu boot Henry di atas bebatuan/koral. Ia berhenti. Suara laut sedikit mengeras.
Henry: Terus (Laut. Suara lebih keras) terus! (Ia terus bergerak. Selama ia berjalan, sepatu boot di atas bebatuan) Stop! (Sepatu boot di atas bebatuan koral. Selama ia berjalan, laut lebih keras) Stop! (Ia berhenti, laut sedikit lebih keras) Turun! (Laut. Suara lebih keras) Turun! (Duduk merayap pada bebatuan, laut, meredam hening, terdengar saling menyusul ketika menunjukan tanda-tanda diam) siapa disampingku sekarang? (Diam). Tua, buta dan bodoh. (Diam) Ayahku bangun dari kubur, bersamaku. (Diam) Seperti masih hidup. (Diam) Memang, tidak sulit bangun dari kubur,hanya untuk bersamaku. Di tempat asing ini…. (Diam) bisakah mendengarku? (Diam). Hanya bersamaku. (Diam) Suar

BENCANA

gusmel riyadh

Samuel Beckett
BENCANA

  1. Sutradara (D)
  2. Asisten; perempuan (A)
  3. Protagonis (P)
  4. Luke, petugas lampu, diluar panggung (L)

Latihan. Uji coba akhir untuk adegan terakhir. Panggung kosong. A dan L baru saja selesai mengatur lampu. D baru saja tiba.

D duduk di kursi berlengan di bawah penonton sebelah kiri. Berjas bulu binatang. Bertopi sama untuk padanan. Umur dan fisik tak penting.
A berdiri di sampingnya. Keseluruhan bernuansa putih. Kepada gundul. Pensil di telinga. Umur dan fisik tak penting. P di tengah panggung berdiri di atas sebuah balok kayu hitam tinggi 18 inci. Topi hitam dengan pinggiran lebar. Baju panjang hitam sampai mata kaki. Tak bersepatu. Kepala menunduk. Kedua tangan di saku. Umur dan fisik tak penting.

Come and Go (Datang dan Pergi)

gusmel riyadh

Lakon pendek Samuel Beckett
DATANG DAN PERGI (Come And Go)

Pelaku:

  1. Flo
  2. Vi
  3. Ru
(Umur tak ditentukan)

Kursi Goyang

gusmel riyadh

Lakon pendek Samuel Beckett
KURSI GOYANG

Lampu:
Di atas kursi lemah. Sekitar panggung lain gelap. Cahaya lampu spot lemah di atas wajah konstan terus menerus. Tak berpengaruh oleh cahaya memudar berturut-turut. Baik ketika melebar sampai batas-batas pada kursi atau menyempit hanya terfokus pada wajah ketika sedang diam atau tengah bergerak. Lalu sepanjang narasi wajah sedikit bergoyang keluar masuk cahaya.
Diawali cahaya menegas (Fade up): pertama hanya lampu pudar pada wajah, diam lama, lalu cahaya di atas kursi. Diakhiri cahaya memudar (Fade out): pertama kursi, lama diam dengan titik cahaya hanya pada wajah, kepala pelan-pelan terkulai, dalam istirahat, titik cahaya pudar pada wajah menghilang.
W:
Tua sebelum waktu. Rambut abu-abu tidak disisir, mata besar pada wajah putih tanpa ekspresi. Tangan-tangan putih memegang ujung lengan kursi.

Cabik

gusmel riyadh

LAKON
CABIK
Karya Muh. Ibrahim Ilyas


SEBUAH PANGGUNG DENGAN KELENGKAPAN SEBAGAI BERIKUT: BEBERAPA LEVEL TERSUSUN SEPERTI TAK BERATURAN, TUMPUKAN PLASTIK DI SUDUT KIRI DAN KANAN BELAKANG DAN SEJUMLAH TALI BERWARNA PUTIH BERGELANTUNGAN DARI PLAFON DI BEBERAPA TEMPAT. DI BAGIAN DEPAN, MENGHADAP KE ARAH PENONTON, ADA BINGKAI PINTU DAN JENDELA.YANG PALING MENONJOL DI BAGIAN BELAKANG PANGGUNG, DI DINDING TERGANTUNG SEBUAH JAM YANG CUKUP BESAR. SANGAT MIRIP DENGAN JAM MELELEH SALVADOR DALI. JARUM JAM MENUNJUKKAN PUKUL 00.00 JAM ITU MATI

SATU

SEBERKAS CAHAYA MENYAMBAR PANGGUNG DALAM SUNYI. SINAR ITU JATUH PERSIS MENERANGI WAJAH JAM DI DINDING BELAKANG, YANG MENUNJUKKAN PUKUL 00

SUARA
Ting!

DENTINGAN ITU SEPERTI BUNYI SATU PUKULAN PADA PIPA BESI YANG KOSONG, NADANYA TINGGI. PERLAHAN, TETAP DALAM KESUNYIAN, SEMAKIN BANYAK CAHAYA YANG MENERANGI BAGIAN PANGGUNG YANG LAIN

DUA

DALAM KESAMARAN, DI SEBUAH LEVEL YANG AGAK RENDAH, SEORANG LELAKI DUDUK. DI TANGANNYA ADA SEBTANG ROKOK DAN SEKOTAK KOREK API. AGAK KE KANAN, DI RANGKA JENDELA YANG MENGHADAP PENONTON, SEORANG PEREMPUAN BERDIRI. MATANYA TAAM MENATAP JAUH, MENANGKAP SESUATU PADA KEKELAMAN DI BAGIAN PENONTON

SI LELAKI MEMASANGKAN ROKOK DI BIBIR, MENGELUARKAN SATU BATANG KOREK API DAN MENYALAKANNYA. NYALA API DIDEKATKAN KE MUKANYA, TETAPI TIDAK MENYULUT ROKOKNYA. IA MEMBIARKAN DAN MEMANDANG API MERAMBAT DI BATANGNYA, SAMPAI AKHIRNYA MATI. IA MENGULANG BEBERAPA KALI DAN SI PEREMPUAN MENGHELA NAPAS PANJANG, SESAAT SETELAH SETIAP KALI API ITU MATI. BEBERAPA KALI KOREK API MNEYALA, API MERAMBAT DAN MATI, HELAAN NAPAS SI PEREMPUAN

1 Hari 11 Mata di Kepala

gusmel riyadh

Lakon
1 Hari 11Mata di Kepala
Karya Radhar Panca Dahana



IA MEMBENAHI PAKAIANNYA. MENCOBA MENGANCINGKANNYA DENGAN BENAR. TAPI TIDAK BERHASIL. PAKAIAN BAGUS ITU JUSTRU KIAN SEMRAWUT DENGAN PENEMPATAN KANCING YANG MAKIN KACAR. IA MERENGGUT SAPUTANGAN, MENGUSAP BIBIR, KEPALA DAN LEHERNYA. KERINGAT BERKETEL, ENTAH DARI MATA AIR MANA ATAU AIR MATA MANA.

SESEORANG :
Mariam...Mariam...seharusnya itu tidak terjadi. Seharusnya itu tidak terjadi. Tidak terjadi! Tidak mungkin terjadi. Tidak, Mariam. Itu tidak mungkin!!

IA LALU TERDUDUK DI TENGAH TEMPAT TIDUR. PUNGGUNG BERSANDAR DI DINDING TEMPAT TIDUR. TATAPAN KOSONG KE TENGAH SEPREI LUSUH. DAN HATI YANG BASAH LULUH.

ANTIGONE

gusmel riyadh

Lakon
ANTIGONE
Karya Sophokles



DRAMATIC PERSONAE

  1. ANTIGONE
  2. ISMENE
  3. PADUAN SUARA WAKIL RAKYAT THEBES
  4. CREON; Raja Thebes
  5. KAPITAN; Pengawal
  6. HAEMON; Putra Creon
  7. EURIDICE; Istri Creon
  8. TEIRISIAS
  9. PEMBAWA WARTA I
  10. PEMBAWA WARTA II

Anu (Putu Wijaya)

gusmel riyadh

Lakon
A N U
Putu Wijaya




AZWAR
Jadi Anu telah anu, anu sudah anu, bahkan anu benar benar anu, tidak bisa anu lagi, di mana mana anu, setiap orang sudah anu, padahal belum lama berselang anu kita masih anu, si Anu, si Anu, belum anu dan anu, anu, anu masih sempat dianukan oleh Anu, tapi sejak anu kita anu dia benar benar sudah anu dan kita pun sudah lebih anu, bagaimana mungkin kita anu atau menganukan anu kita. Karena itulah aku peringatkan berkali kali dan sekarang untuk penghabisan kali jangan anu anu lagi ! Anu sudah terlalu anu, hentikan sekarang ! Kalau tidak kita pasti akan anu ! Akibatnya anu anu anu anu anu dan anu anu anu anu, bahkan mungkin akan anu anu anu anu anuanuanuanuanuanu, akhirnya anu kita benar benar akan anu, berat ! Karena itu jalan satu satunya, semua anu kita harus dianukan, supaya tidak ada lagi anu yang anu ! Jadi anu anu anu anu, anu anu anu anu harus ANU ! dan anu anu anu bahkan anupun harus ANU ! sebab A N U tidak boleh kurang dari anu atau lebih dari anu ! Dia harus A, sekali lagi A ! dan N, sekali lagi N ! dan U, sekali lagi U ! A N U ! Anu kita adalah Anu ! tidak ada anu lain, barang siapa anu pasti tidak boleh tidak otomatis akan anu ! Atau akan dianukan ! Paling banter akn ter anu ! Sebab anu anu anu, anu anu anu akan berakibat ANU tidak lagi ANU tetapi (berbisik) atau (berbisik) atau (berbisik) dan (berbisik) dan (berbisik) jadi (berbisik). Apa boleh buat !

NASTITI

Selasa, 31 Mei 2011 gusmel riyadh

 Naskah ini adalah kiriman dari Faisal Muhammad Nur Salim


NASTITI
Karya : Faisal Muhammad Nur Salim


Para Pemain:
1. Nastiti (21 tahun)
2. Ibu (48 tahun)
3. Herman (26 tahun)


Panggung adalah bagian dalam rumah yang sederhana. Di ruang itu hanya terdapat beberapa barang. Sebuah meja dan kursi untuk tamu, kursi goyang yang terletak disudut ruangan, sebuah foto lelaki setengah baya yang terpajang di dinding, dan dua kursi kayu yang berhadap-hadapan dengan meja tua terletak di tengahnya. Di atas meja tua itu terdapat papan catur yang telah tertata. Sandiwara ini dibuka dengan adanya Nastiti dan Ibunya. Nastiti duduk di salah satu kursi kayu,mengamati papan catur, sementara ibunya duduk di kursi goyang sambil nembang. Tembang yang dinyanyikan kali ini sama dengan tembang yang dinyanyikan kemarin, yang berarti tembang yang sama juga dengan tembang yang dinyanyikannya kemarinnya lagi,begitu seterusnya.

Syair Kamelia

Rabu, 25 Mei 2011 gusmel riyadh

Syair Kamelia
Tri Aamalia Lestari



Kamelia : “ Abang ade apeni bang… ? Uww… pastilah abang betengka lagi, iye kan ? Sudah berape kali abang mace mini,tak jera ke ? ” ( sambil mengobati luka-luka Samsul ).
Samsul : “ Bukannye abang yang nak betengka, merekelah yang berani-berani nak tantang abang jadi ye abang terime aje. Tapi asal kau tau Kamelia, abang babak belo macam ni bukannye kalah, abang dihantam oleh tujuh orang Jawe tu, soal kecillah tu, satu due kali pukul tunggang langgang lah mereke lari.
Ha….ha…. ”

Ketika Cinta Lintas Agama

Selasa, 24 Mei 2011 gusmel riyadh

ketika cinta lintas agama
karya: wahyu setiadi

Sinopis : Sebuah Naskah yang mecritakan tentang sebuah perbedaan, dimana cintalah penyebabnya. Sebuah gambaran tentang benang merah antara Alim seorang muslim yang mencintai CHristy yang seorang Kristiani, terjalin indah dibalik bayang-bayang kemungkaran sebuah perbedaan, dimana cinta itu harus tunduk pada aturan hidup, Pertemuan kedua sejoli ini mengatur kita bagaimana memandang sebuah perasaan yang dibatasi oleh hukum Tuhan, lingkungan pun menentang jalinan benang merah tersebut. Kedua orang tua mereka pun tak setuju atas perasaan yang menembus batas toleransi, Tapi kedua sejoli tetap kukuh pada keyakinan mereka: bahwa Cinta tidak salah, jadi jangan salahkan mereka untuk mencinta, apakah kekuatan cinta mereka dapat menembus segala penghalangnya, sebuah aturan Tuhan dan lingkungan,???? Selamat menyaksikan