RT NOL RW NOL
Karya Iwan Simatupang
ADEGAN I
KOLONG SUATU
JEMBATAN UKURAN SEDANG, DI SUATU KOTA BESAR. PEMANDANGAN BIASA DARI SUATU
PEMUKIMAN KAUM GELANDANGAN. LEWAT SENJA. TIKAR-TIKAR ROBEK. PAPAN-PAPAN.
PERABOT-PERABOT BEKAS RUSAK. KALENG-KALENG MENTEGA DAN SUSU KOSONG. LAMPU-LAMPU
TOMPLOK.
DUA TUNGKU,
BERAPI. DI ATASNYA KALENG MENTEGA, DENGAN ISI BERASAP. SI PINCANG MENUNGGUI
JONGKOK TUNGKU YANG SATU, YANG SATU LAGI DITUNGGUI OLEH KAKEK. ANI DAN INA,
DALAM KAIN TERLILIT TIDAK RAPIH, DAN KUTANG BERWARNA, ASYIK DANDAN DENGAN
MASING-MASING DI TANGANNYA SEBUAH CERMIN RETAK. SEKALI-KALI KEDENGARAN SUARA
GEMURUH DI ATAS JEMBATAN, TANDA KENDARAAN BERAT LEWAT. SUARA GEMURUH LAGI.
Rupa-rupanya, mau hujan lebat.
PINCANG
(Tertawa)
Itu kereta-gandengan lewat, kek!
KAKEK
Apa?
PINCANG
Itu, truk yang pakai gandengan, lewat.
KAKEK (Menggeleng-Gelengkan Kepalanya, Sambil
Mengaduk Isi Kaleng Mentega Di Atas Tungku)
Gandengan
lagi! Nanti roboh jembatan ini. Bukankah dilarang gandengan lewat di sini.
ANI
Lalu?
KAKEK
Hendaknya, peraturan itu diturutlah.
ANI TERTAWA TERBAHAK-BAHAK.
KAKEK
Kalau begitu apa guna larangan?
ANI
Untuk dilanggar.
KAKEK
Dan kalau sudah dilanggar?
ANI
Negara punya kesibukan. Kesibukan itu
namanya: bernegara.
KAKEK MENGGELENG-GELENGKAN KEPALANYA,
TERUS MENGADUK MASAKANNYA. SUARA GEMURUH LAGI.
PINCANG
Kali ini, suara itu adalah suara guruh.
ANI
(Tersentak)
Apa?!
PINCANG
(Tertawa)
Itu neng, geluduk. Biasanya itu tanda, tak
lama lagi hujan turun.
ANI KESAL. IA PERGI KETEPI
BAWAH JEMBATAN, MELIHAT KELANGIT. DIACUNG-ACUNGKAN TINJUNYA BERKALI-KALI
KELANGIT. SUARA GELUDUK.
ANI
Sialan! Ina!
INA
Apa, kak?
ANI
Percuma dandanan!
INA
Ah, belum tentu juga hujan turun.
(SUARA GELUDUK LAGI).
ANI
(Kesal)
Belum tentu, hah! Apa kau pawang
hujan? Dengarkan baik-baik: Yang belum tentu adalah –kalau hujan benar-benar
turun– kita bisa makan malam ini.
PINCANG
Sekedar pengisi perut saja. Ini juga hampir
masak.
ANI
(Tolak Pinggan Di Hadapan Pincang)
Banyak-banyak terimakasih, bang!
Aku sudah bosan dengan labu-siammu yang kaupungut tiap hari dari tong-tong
sampah di tepi pasar sana. Labu-siam ½ busuk, campur bawang-prei ½ busuk,
campur ubi dan jagung apek, -- bah! Aku bosan! Tidak, malam ini aku benar-benar
ingin makan yang enak. (Bandarnaskah.blogspot.com )Sepiring nasi putih panas,
sepotong daging rendang dengan bumbunya kental berminyak-minyak, sebutir telur
balado, dan segelas penuh teh manis panas. Dan sebagai penutup, sebuah pisang
raja yang kuning emas…
'� f u X� p�s
/o:p>
AKHMAD
Hampir rengse ?
KARTA
Dia sedang kerjakan tuan punya lubang kancing.
AKHMAD
Aku kira dia pasti bertanya; ”Tuan Akhmad mau kawin, toch?”.
KARTA
Tidak, tuan.
AKHMAD
Lantas apa yang dikatakannya ?
klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya