Naskah Monolog
DASEIN
Karya Bina Margantara
bina_margantara@yahoo.com
LAMPU
MERAH MENYOROTI PEMAIN YANG SEDANG DUDUK, DENGAN KAKI DI ATAS MEJA. DIA
MENGENAKKAN TOPI , TATAPAN KOSONG KE DEPAN. SESEKALI MENGEPULKAN ASAP ROKOKNYA
KE ATAS. SELALU BEGITU HINGGA BEBERAPA MENIT.
LAMPU MERAH MATI.
ADA
LAMPU NEON TEPAT DI ATAS KEPALANYA, DAN AKTIVITASNYA SELALU BEGITU.
LAMPU KEMUDIAN MATI, TERDENGAR SUARA RIUH DI LUAR PANGGUNG
ADEGAN
I
SUARA
DI LUAR
Mengapa kau bertingkah seolah sedang berpikir Mukar?
Masih punya otak toh,
masih percaya nurani?
(MEREKA PUN TERTAWA DENGAN NADA YANG SANGAT MENGGIDIK)
MUKAR
(SEOLAH MUKAR
MENGACUHKAN SUARA TADI, DAN DIAM BARANG SEJENAK, KEMUDIAN AKHIRNYA
ANGKAT BICARA)
Apa salah, hah?
Inilah cara saya menikam sepi-sepi, merasa merdeka dan tak
pernah terkontaminasi oleh doktrin yang sangat menggrogoti akal sehat. Dan
juga, cara saya melayani diri sendiri
(MUKAR PUN TERTAWA, SEAKAN TAK ADA BEBAN)
Kalian mesti mencari cara sendiri-sendiri (SAMBIL MENGEJEK)
SUARA
DI LUAR
Cara kau bilang?
Dan cara yang kau sebutkan adalah cara yang begitu aneh,
lebih tepatnya adalah cara orang-orang pesimis yang kalah bertarung dengan
dunia luar. Kau mencoba untuk menghibur diri sendiri dengan kekalahan yang
bertubi-tubi yang selalu kau alami.
Kau memandang dirimu lebih besar dari dunia dan orang-orang
yang kau temui.
MUKAR
Tapi aku jauh melihat ke dalam dan sangat meresapinya.
Dengan begitu, aku lebih tahu bagaimana diriku sebenarnya. Merasakan setiap
hangat nafasku, ritme jantungku yang bermain dengan delapan nadanya. Aku begitu
menikmati ke mana kehendak kaki melangkah, kalau saja aku bisa dalam satu waktu
aku bisa melangkah ke seluruh penjuru mata angin, kenapa tidak?klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya